SCHOOLING FOR TOMORROW
Learning to Change:ICT in School
EDUCAION AND SKILLS
Sekolah untuk Besok
Belajar Untuk Perubahan: ICT di Sekolah.
Pendidikan dan ketrampilan
Disusun sebagai bahan diskusi mata kuliah
“ TEKNOLOGI PENDIDIKAN ISLAM ”
Dosen Pembimbing :
Dr. As’aril Muhajir, M. Ag
Disusun Oleh :
MAHMUDI : NIM. 2841104048
P R O G R A M P A S C A S A R J A N A
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
( STAIN ) TULUNG AGUNG
2011
PENGANTAR
Review buku “ SCHOOLING FOR TOMORROW - Learning To Change : ICT In School - Education and Skills ” (. Sekolah untuk Besok - Belajar Untuk Perubahan: ICT di Sekolah.-Pendidikan dan Keterampilan ) di dalam buku tersebut terdapat beberapa pokok bahasan yang terbagi menjadi 7 bab yang terdiri dari :
1. Kebijakan Prioritas TIK di Sekolah
2. Kurikulum dan Learner yang
3. Perangkat Lunak Pendidikan dan Digital Content
4. Sekolah dan Internet Memenuhi Tantangan
5. Perkembangan Praktek dan Profesional Guru
6. Sekolah Diselenggarakan untuk TIK dan Rumah Mereka Serve
7. Melihat ke Masa Depan
Dipublikasikan Oleh : OECD Washington Pusat, 2001 L Street NW, Suite 650, Washington, DC, 20036-4922 ($ 21). Telp: 202-785-6323; Telp: 800-456-6323 (Bebas Pulsa), Fax: 202-785-0350, e-mail: washington.contact @ oecd.org
Tahun : 2001
Halaman : 117
Catatan : Bagian dari proyek Ceri, "Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) dan Kualitas Pembelajaran."
Lembaga : Organisasi untuk Kerjasama Ekonomi dan Pembangunan, Paris (Perancis). Pusat Penelitian Pendidikan dan Inovasi.
ISBN : 92-64-19652-8
Bahasa : Inggris
Dalam kesempatan ini pereviu hanya akan membahas pada bab 3 dengan tema pokok ‘ Educational Softwere Dan Digital Concent " ( Perangkat Lunak Pendidikan dan isi bahan pembelajaran )
PERANGKAT LUNAK PENDIDIKAN DAN ISI BAHAN PEMBELAJARAN
Pentingnya Perangkat lunak pendidikan ( alat dan aplikasi pembelajaran ) dan digital konten ( bahan pembelajaran ), harus diakui menjadi sangat penting jika dikaitkan dengan banyaknya investasi pendidikan seperti pada perangkat keras pembelajaran dan pendukungnya yang ditujukan untuk mewujudkan peningkatan dalam pembelajaran di sekolah. Dalam publikasi OECD 1999, di katakan bahwa untuk biaya yang dikeluarkan dalam program pengembangan TIK mencapai US 16 Miliar, yang diperkirakan untuk memenuhi kebutuhan pendidikan primer, sekunder dan tersier ( formal, non formal dan informal ). Biaya pengeluaran tersebut digunakan untuk pengadaan perangkat keras dengan jaringannya dan perangkat lunak dengan bahan pembelajarannya. Tetapi, hal itu sering mendapat kritikan dari guru disebabkan kurangnya bahan-bahan atau materi yang relevan atau sesuai, karena penerapan TIK dalam pendidikan cenderung mengikuti perkembangan dan tren pasar dunia, dimana kemajuan teknologi perangkat keras diikuti dengan munculnya perangkat lunak secara komersial untuk mengeksploitasi munculnya peluang-peluang baru. Dan itu tergantung pada prospek penjualan untuk melanjutkan penguasaan dalam mempertahankan investasi.
Sebagian besar pasar TIK belum memperhatikan pendidikan sebagai pusat kegiatan, karena perangkat lunak dan isi bahan pembelajaran yang ditawarkan untuk pendidikan dianggap belum cocok dengan kurikulum dan pengajaran. Sementara potensi pendidikan sebagian besar hanya dikembangkan secara perlahan. Seharusnya penerapan dalam pendidikan juga dipertimbangkan secara lebih detail, untuk mengatasi kekhawatiran tentang ukuran dan kualitas dari perangkat lunak yang digunakan dalam pendidikan. Istilah perangkat lunak pendidikan digunakan secara luas tetapi belum didefinisikan secara jelas. Jika kita mengambil kesimpulan tentang bentuk perangkat lunak yang digunakan dalam pendidikan adalah bentuk yang mencangkup berbagai macam sumber daya dan alat pembelajaran.
A. PERANGKAT LUNAK DAN PENGGUNAANNYA DALAM PENDIDIKAN
Dampak penerapan TIK yang digunakan dalam pendidikan, sangat berbeda hasilnya terhadap pengajaran dan pembelajaran, dimana hal itu dapat mendukung tujuan pendidikan yang sangat beragam. Misalnya dalam sistem proyektor komputer yang melibatkan dukungan perangkat keras tambahan. Berikut ini penjelasan secara rinci klasifikasi menurut Mc. Farlane dan De Rijcke :
JENIS APLIKASI
|
CONTOH
|
PENGGUNAAN
|
Media umum
|
Pengolahan kata, Presentasi, Spreadshet, Multi media Authoring, dan Web publikasi
|
Sangat penting, membutuhkan guru yang kreatif dan inovatif, berkualitas dalam penerapan serta membantu dalam persiapan pengajaran
|
Perlengkapan guru
|
GBPP, Sistem proyektor komputer, dan Papan tulis
|
Pengelolaan pembelajaran, dimana kegiatan kelas melalui proyektor dan interaksi pembelajaran dikelola guru.
|
Komunikasi
|
E-mail, E-learning, Video konferensi dan browser internet
|
Membutuhkan pandangan pendidikan dari luar sekolah untuk menawrkan potensi yang besar di luar konteks sekolah
|
Sumber daya
|
Pembelaran berbasis internet baik pendidikan umum maupun khusus
|
Penggunaannya disesuaikan dengan kebutuhan dan ketersediaan sumber daya serta orientasi belajar
|
Jenis aplikasi yang dibantu komputer
|
Penerapan dan praktek, terkait dengan jenis jonten tertentu
|
Sistem pembelajaran terpadu dengan biaya yang tidak mahal, tampaknya cocok dengan model transmisi mengajar dan belajar
|
Sistem pembelajaran terpadu ( ILS )
|
Tugas individu, Penilaian dan perkembangannya termasuk aplikasi komputer melalui rekaman dan pelaporan kemajuan
|
Pembelajaran yang dikelola guru melalui intruksi belajar, akan menjadi efektif jika terpadu kedalam proses pembelajaran
|
Penilaian berbasis komputer
|
Penilaian berbasis komputer dengan meniru model seperti kertas tes
|
Memberikan keuntungan guru dalam memahami komputer pada saat menggabungkan beberapa tugas yang sama dalam mengajar.
|
Manajemen alat
|
Pengelolaan kelas
Administrasi sekolah
Publikasi hasil
Komunikasi
|
Analisis kemajuan belajar siswa
Keuangan, personil dan sumber daya pendidikan
Orang tua, pemerintah dan masyarakat umum
Sekolah, orang tua dan perwakilannya
|
Beberapa dari aplikasi ini terutama pada empat kategori pertama, tidak dikhususkan untuk pendidikan meskipun sangat dibutuhkan di sekolah. Hal ini karena, peranannya dalam memenuhi pencapaian tujuan pendidikan. Secara umum alat dan teknik komunikasi sangat efektif dalam membimbing pembelajaran yang partisipasi aktifnya pada siswa. Sedangkan guru dapat memberikan stimulus melalui pengelolaan kelas dengan tepat.
Untuk setiap penerapan dalam pendidikan baik khusus maupun yang tidak, agar nilai lebih atau mutu pengajaran terpenuhi, maka harus memperhatikan berbagai pertimbangan dimensi dari bagian dalam materi itu sendiri yang dalam pemanfaatannya tergantung dari penggunaanya, yaitu :
Ø Perangkat lunak dan isi bahan pembelajaran yang digunakan dalam pendidikan tidak dikembangkan secara khusus untuk lingkungan pendidikan misalnya peralatan secara umum atau fasilitas umum, perlengkapan guru, alat komunikasi atau alat penilaian, sumber belajar dengan bantuan komputer, sistem pembelajaran terpadu, alat penilaian berbasis komputer dan manajemen.
Ø Kompleksitas dan keragaman penggunaan TIK harus tercermin dalam konsep dan setrategi yang berkaitan dengan kualitas penilaian, yang tergantung pada penggunaan bahan pembelajaran dengan isi materi.
B. DIMENSI KUALITAS
Tujuan pendidikan yang berasal dari luar adalah titik awal dari evaluasi proses, dimana secara kualitas memiliki arti dalam kaitannya dengan seberapa baik dari hasil yang telah dicapai. Hal ini terjadi karena perangkat lunak yang tersedia untuk sekolah dirancang untuk tujuan lain dalam industri dan perdagangan. Kemudian muncul pertanyaan, dapatkah hal itu memenuhi kebutuhan pendidikan?.
Proses pengolahan kata masih menggunakan komputer disekolah yang dirancang untuk bisnis. Misalnya spreadsheet, data base, e-mail, sofware, browser internet,aplikasi video konferensi. Seorang guru dapat memberikan kesempatan dimana anak bisa belajar secara mandiri dengan teknologi di daerah tersebut. Pada tingkat tertentu kita harus menilai perangkat lunak apa yang dapat digunakan, harus disesuaikan antara perangakat lunak yang ditawarkan dengan kebutuhan pengguna pendidikan. Bahan pembelajaran misalnya subjek dalam rentang tingkat kecanggihan pada situasi tertentu dapat dianggap cocok dengan tujuan pengunaan. Sebagian besar penguna TIK berpendapat bahwa hal itu bisa dirancang dan terlepas dari guru sehingga memungkinkan siswa belajar secara mandiri dan memantau kemajuan mereka sendiri. Misalnya pada kelas teladan ( akselerasi ), dimana dalam pengunnannya ditempat lain sedikit membutuhkan mediasi dari guru. Model pembelajaran ini sederhana karena tidak ada guru yang tidak dapat melakukannya, hal itu berkaitan tentang keputusan dimana, kapan dan untuk berapa lama siswa menggunakan TIK berbasis bahan pembelajaran. Peserta didik dapat memotifasi diri, terlepas dari tingkat usia pendidikan dan kebutuhan individu, sehingga memahami pembelajaran yang mereka peroleh.
Beberapa sistem pembelajaran terpadu yang hampir seluruhnya tertutup, dalam arti tidak memerlukan peran guru. Mereka berusaha mengukur tingkat kesulitan dimana siswa harus memulai dan pada saat mana mereka harus maju dengan umpan balik secara otomatis. Desiner pembelajaran membuat keputusan dalm pemilihan, presentasi dan perkembangan disain isi tugas dan penilain serta sifat dan waktu umpan balik kepada siswa sehingga menciptakan kondisi pengajaran yang baik.
Nilai tambah dari bahan pembelajaran tidak boleh meniru metode pembelajaran yang ada dalam bentuk teknologi misalnya menempatkan pada layar apa yang dapat ditemukan pada halaman dari sebuah buku.kecuali kemampuan untuk memanipulasi bahan pembelajaran. Pesan –pesan positif atau negative harus dirancang berdasarkan penggambaran yang sesuai dengan niali agama dan materi kurikulum.
Manfaat jangka pendek adalah bahwa bahan pendidikan lebih mudah digunakan dan proses belajar menjadi lebih cepat. Jangka panjangnya adalah memberikan konstribusi terhadap pertumbuhan pengguan secara keseluruhan
- Kualitas perangkat lunak dan isi bahan pembelajaran yang baik dikelola melalui aplikasi secara terbuka dan fleksibel.
- Evaluasi pada kualitas perangkat lunak dan bahan pembelajaran disesuaikan dengan tujuan pendidikan dan penggunaannya, karakteristik pengguna, dan kemudahan akses.
- Dialog berkelanjutan diperlukan antara pemroduksi TIK dan layanan pendidikan untuk meningkatkan kualitas perangkat lunak dan bahan pembelajaran yang tersedia di sekolah.
- Terdapat perbedaan yang besar antara negara dan tingkat pendidikan dari cara pemilihan bahan pembelajaran untuk sekolah.
- Pengembangan sistem evaluasi formal harus memperhitungkan bahan pembelajaran dan perangkat umum dengan kriteria yang berbeda.
- Pengunnaan TIK di sekolah menjadi dasar evaluasi pada bahan pembelajaran, dimana guru memerlukan informasi yang mudah diakses pada subjek, tingkat intelektual dan kemudahan pengunanaan.
- Ada berbagai pengalaman Negara dalam mengevaluasi materi dengan menggunnakan rincian kriteria yang diajukan dalam bentuk pertanyaan.
- Peran penting guru dalam proses evaluasi TIK adalah meenggabungkan penilaian di kelas yang digunakan sehingga menjadi provisional.
- Guru yang terampil dalam evaluasi melalui TIK lebih siap dan mempunyai kontribusi pada pengembangan perangkat lunak dan bahan pembelajaran.
- Perangkat lunak dan bahan pembelajaran yang disebar luaskan secara on line harus digunakan secara efektif.
ANALISIS
Teknologi Informasi dan Komunikasi mengandung
pengertian luas yaitu segala kegiatan yang terkait dengan pemrosesan,
manipulasi, pengelolaan, pemindahan informasi antar media. (Teknologi ini menggunakan seperangkat komputer untuk
mengolah data, sistem jaringan untuk menghubungkan satu komputer dengan
komputer yang lainnya ). Istilah TIK muncul
setelah adanya perpaduan antara teknologi komputer (baik perangkat keras maupun perangkat lunak) dengan teknologi
komunikasi pada pertengahan abad ke-20.
Bagi dunia pendidikan seharusnya berarti tersedianya saluran atau sarana
yang dapat dipakai untuk menyiarkan/mengakses program pendidikan. Teknologi merupakan penerapan
ilmu, dengan demikian bahwa dalam penerapan teknologi komunikasi dalam
pendidikan diharapkan membuka cakrawala keilmuan yang dilandasi oleh semangat
mencari dan berinovasi dengan segala fasilitas yang diberikan.
Berdasarkan UU Nomor 14/2005 tentang Guru dan Dosen telah diputuskan bahwa “setiap
Guru harus dapat memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk
kepentingan penyelenggaraan kegiatan pengembangan yang mendidik”.
Secara
teoritis pemakaian TIK
dalam dunia pendidikan dapat memunculakan kreativitas yang
sangat diperlukan dalam hidup ini. Antara
lain:
§ Pertama, kreativitas memberikan peluang bagi individu untuk
mengaktualisasikan dirinya,
§ Kedua, kreativitas memungkinkan orang dapat menemukan berbagai
alternatif dalam pemecahan masalah,
§ Ketiga, kreativitas dapat memberikan kepuasan hidup, dan
§ Keempat, kreativitas memungkinkan manusia meningkatkan kualitas
hidupnya
Dengan
penggunaan TIK dalam kegiatan pembelajaran. setidaknya ada bebarapa manfaat
yang diperoleh. yang diantaranya adalah :
Ø Memperluas kesempatan belajar
Ø Meningkatkan efisiensi
Ø Meningkatkan kualitas belajar
Ø Memfasilitasi pembentukan keterampilan
Ø Mendorong belajar sepanjang
hayat/berkelanjutan
Ø Meningkatkan perencanaan kebijakan dan
manajemen
Ø Mengurangi kesenjangan digital
Ø Multi-sensory delivery visual, audio,
kinestetik
Ø Belajar secara aktif: interaktif,
menarik minat (stimulating)
Ø Eksplorasi aktif
Ø Belajar kooperatif (cooperative
learning)
Ø Individualisasi
Ø Belajar mandiri (independent learning)
Ø Pengembangan keterampilan komunikasi
(communication skills)
Ø Pengembangan keterampilan yang
diperlukan dalam era informasi
Syarat Penggunaan TIK
dalam pembelajaran antara lain :
§ Siswa dan guru
harus memiliki akses kepada teknologi digital dan internet dalam kelas, sekolah,
dan lembaga pendidikan guru
§ Harus tersedia
materi yang berkualitas, bermakna, dan dukungan kultural bagi siswa dan guru
§ Guru harus memiliki
pengetahuan dan ketrampilan dalam menggunakan alat-alat dan sumber-sumber
digital untuk membantu siswa agar mencaqpai standar akademik.
Kemajuan teknologi telah memberikan dampak positif dan
negatif kepada setiap penggunanya. Apabila TIK dapat dikelola dengan baik maka
akan menjadi lebih bermanfaat untuk membantu kemudahan penggunanya dalam
mencapai tujuan hidup.
Landasan pemanfaatan teknologi dalam pendidikan
diharapkan mencakup aspek yuridis, filosofis dan teoritis.
Dengan semakin pesatnya perkembangan teknologi komunikasi
dan informasi, maka seharusnya ada
perubahan paradigma dalam proses kegiatan belajar mengajar, dimana guru
bukan lagi menjadi sumber transfer knowladge akan tetapi menjadi: pelatih
(coaches), konselor, manajer pembelajaran, partisipan, pemimpin, pembelajar,
dan pengarang.
Disamping itu juga dapat menubah peran siswa;
- Dari penerima informasi yang pasif menjadi partisipan aktif dalam proses pembelajaran.
- Dari mengungkapkan kembali pengetahuan menjadi menghasilkan dan berbagai pengetahuan
- Dari pembelajaran sebagai aktiivitas individual (soliter) menjadi pembelajaran berkolaboratif dengan siswa lain.
0 komentar:
Posting Komentar